MENTAL ORANG KAYA



                                                         MENTAL ORANG KAYA

Dalam ajaran Islam, Rasulullah saw bersabda :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ "

Artinya : Aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. HR Baihaqi. [i]

Sabda beliau ini dibuktikan dengan dakwah yang dijalankan selama di Makkah, beliau tidak memulai dakwahnya dengan mengajarkan hukum-hukum fiqh, melainkan fokus pada masalah-masalah akidah yang membuahkan akhlakul karimah.

Pada hadits yang lain beliau juga menjelaskan bahwa orang kaya itu adalah orang yang kaya jiwanya. (ghinan nafsi).

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ»

Kekayaan itu bukanlah banyaknya harta benda, tetapi kekayaan (yang terpuji) adalah kekayaan jiwa. HR Muslim[ii].

Jadi, siapapun anda, muslim ataupun bukan, jika ingin membangun kesuksesan maka anda harus mulai membangun jiwa anda terlebih dahulu, membangun mindset, cara berpikir, karakter atau akhlakul karimah sebelum membangun kesuksesan lahiriah. Jika anda ingin menjadi pedagang yang sukses, anda harus memiliki mindset seorang pengusaha bukan mindset buruh, jika anda ingin menjadi seorang bankir maka anda perlu belajar perbankan dan mengenal perilaku para bankir, demikian pula juga anda ingin menjadi orang kaya, maka anda harus mengenal bagaimana akhlak orang-orang kaya, itulah sebabnya mengapa saya menyarankan anda untuk bergaul dengan orang kaya

Akhirnya saya menyimpulkan bahwa untuk menjadi kaya, kita harus memiliki mental orang kaya. Kalau anda tidak ber-akhlak dengan akhlak-orang-orang kaya seperti Abu Bakar As-siddiq, Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf, boleh jadi Allah swt akan mentakdirkan anda untuk tidak menjadi kaya. Orang yang kaya harta namun jiwanya belum siap untuk kaya, maka kekayaannya hanya akan mencelakakan dirinya di dunia atau akhirat. Kekayaan bisa membuat dia sombong, merendahkan orang lain, lupa ibadah dan lain sebagainya.

Anda bisa melihat di sekitar anda, bagaimana orang-orang yang kaya secara mendadak, OKB (orangkaya baru) karena mendapat warisan, lotere, judi atau hadiah yang akhirnya malah pusing, sakit, terancam, dirampok, terjadi perkelahian antara ahli waris dan sebagainya, mengapa, karena mental mereka belum siap menjadi kaya, kondisi ketika miskin ternyata lebih baik.

Ada beberapa akhlak orang kaya yang harus melekat pada diri anda, agar anda siap ditakdirkan menjadi orang kaya. Rubahlah takdir perilaku anda agar Allah juga merubah takdir financial anda. Dinatara akhlak yang saya maksudkan adalah :

Qana’ah : yakni menerima puas dengan apa yang diberikan oleh Allah swt. Merasa bahwa apa yang diberikan oleh Allah kepada kita sudah mencukupi, tidak mengeluh atas rezeki yang kita terima saat ini. Qana’ah bukan berarti tidak boleh mencari tambahan rezeki, karena mencari karunia Allah swt adalah suatu perintah. Jadi, seseorang yang qana’ah tetap berikhtiyar dan berdoa agar mendapatkan lebih banyak rezeki dan lebih banyak pula kebaikan yang bisa dilakukan. Jadi, kalau anda mau menjadi orang kaya, jika ditanya bagaimana keadaan anda? Anda harus selalu menjawab Alhamdulillah. Atau Alhamdulillah Allah Maha Pemurah dan Maha Memberi telah memberi banyak kepada saya. Qana’ah akan melahirkan rasa syukur

Bersyukur : adalah berterimakasih atas pemberian Allah swt. Bersyukur tidak cukup hanya dengan kata-kata, syukur harus diikuti dengan tindakan atau akhlak yang benar dalam menggunakan kekayaan yang diamanahkan. Bersyukur berarti menggunakan nikmat atau harta yang diberikan oleh Allah sesuai dengan aturan-Nya. Untuk menjadi orang kaya, anda harus bisa mengelola uang dengan baik dan benar, sesuai aturan Allah swt, antara lain adalah : keluarkan zakatnya, tidak pelit dan tidak boros dalam berbelanja. (Lihat QS AL-Israa’ (17): ayat 26-29).

Tidak thama’ atau mengharapkan pemberian dari orang lain apalagi meminta atau mengemis kepada orang lain. Orang kaya menganggap bahwa dirinya tidak layak mengharapkan pemberian dari orang lain, dia hanya mengharap pemberian dari Allah saja, dia merasa bahwa apa yang diberikan oleh Allah sudah cukup. Banyak hadits yang menjelaskan bahwa meminta atau mengemis pada orang lain adalah perbuatan tercela dalam Islam[iii]. Sikap tidak thama’ akan melahirkan sikap ‘iffah

Iffah artinya menjaga diri dari yang haram. merasa apa yang dimiliki dengan cara yang halal adalah lebih baik daripada yang haram walaupun jumlah yang haram itu lebih banyak. Orang yang kaya jiwanya tidak akan menerima risywah, sogokan, suap atau apapun yang haram. Dia juga tidak ada pikiran untuk menipu orang lain guna mendapatkan harta. Orang yang kaya jiwanya yakin 100% bahwa rezeki yang halal sudah disiapkan oleh Allah swt dan jumlahnya masih banyak sehingga tidak perlu mencari yang haram. Ingat nabi Sulaiman a.s ketika hendak “disogok” oleh Bilqis, beliau berkata bahwa apa yang dimiliki itu lebih baik. (lihat QS An-Naml (27): ayat 36).

Selain merasa qanaah, syukur, tidak thama’ dan tidak mengharapkan pemberian dari orang lain, orang kaya selalu berpikir untuk memberi. Dia sadar betul bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Orang yang paling kaya adalah orang yang paling banyak memberi, orang yang paling kaya adalah yang dapat mengalokasikan 1/3 dari kekayaannya untuk charity (amal). Oleh sebab itulah, kalau anda ingin kaya, rencanakanlah berapa banyak sedekah yang anda mau berikan? .

Inilah beberapa mental yang harus kita miliki sebelum menjadi orang kaya. Ghinan Nafsi atau kaya hati adalah jembatan menuju kekayaan finansial. Semoga Allah swt menjadikan kita sebagai orang-orang yang bermental kaya untuk kemudian menjadi orang-orang yang kaya dengan kebaikan. Amin.

0 Response to " MENTAL ORANG KAYA"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel